Pages

Saturday, March 26, 2011

Syamsudin: Kagum Keanehan UIN Maliki Malang, dari STAIN Disulap Jadi UIN

Kamis, 24 Februari 2011 15:31

GEMA-Satuan Kerja (Satker) UIN Maliki Malang mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan secara khusus menghadirkan Syamsudin, Kepala Biro Perencanaan Kemenag RI sebagai narasumbernya dibikin kagum dengan keanehan STAIN Malang menjadi UIN Maliki Malang dengan waktu yang cukup singkat (24/2).

Rektor UIN Maliki Malang Imam Suprayogo, Mudjia Raharjo (Wakil Rektor Bidang Akademik), Saifullah (Wakil Rektor II Bidang Administrasi), serta beberapa orang penting di kampus Ulul Albab ini hadir dalam Raker tersebut.
Sebelum Raker dimulai, Syamsudin beberapa kali memuji kehebatan kampus UIN Maliki Malang ini. “Saya kagum dengan keanehan yang ada di UIN Maliki Malang ini, mampu merubah dirinya mulai dari STAIN hingga menjadi UIN. Lompatan yang luar biasa,” pujinya, yang disamput tepuk tangan para peserta Raker.
Raker yang diadakan di ruang pertemuan Lt.3 Gedung Rektorat UIN Maliki Malang ini mengangkat agenda penting, yakni Program Prioritas Perencanaan dan Penganggaran Kementrian Agama Tahun 2012.
“Persaingan di dunia pendidikan, termasuk perguruan tinggi sangatlah besar, maka dari itu Kita harus terus-menerus meningkatkan promosi bidang studi di perguruan tinggi,” tutur Syamsudin dalam materinya hari itu.
Menurutnya, untuk dapat menjalankan hal tersebut harus ada kebijakan-kebijakan tertentu yang berkaitan dengan itu, terutama peningkatan kualitas lembaga pendidikan. Seperti apapun kebijakannya nanti pasti akan membawa dampak tersendiri. “Jangan dikira kebijakan tidak berdampak, dampaknya cukup besar,” lanjutnya.
Berhubungan dengan hal tersebut, Syamsuddin juga mengatakan bahwa derajat dosen dan pegawai harus ditingkatkan. “Jangan sampai nanti terjadi ada dosen yang tidak mendapat tunjangan. Sebelum mengalokasikan dana yang lain harus memenuhi itu terlebih dahulu.”
Lagi-lagi di tengah pembicaraan pagi itu, Syamsudin memuji kehebatan kampus bilingual ini. “Perpustakaan di sini sangat luar biasa. Tadi saya pikir ada bangunan di dekat masjid itu perpustakaan. Ternyata gedung halaqah, halaqah itu ya pikir saya perpustakaan, biasanya harus debat atau banting-banting kitab,” candanya yang diikuti senyum tawa para peserta raker.
Menanggapi hal tersebut, Imam Suprayogo mengatakan bahwa ia ingin menjadikan UIN ini perguruan tinggi ke-2 di tingkat dunia setelah al-Azhar. “Itu tujuan yang benar-benar akan terwujud. Jika kita punya tujuan, tujuan itu baik, maka harus kita perjuangkan, dan perjuangan itu butuh uang atau latar,” jelasnya tegas.
“Lembaga pendidikan itu seperti masjid, ada bagian-bagiannya, ada tempat wudhu, tempat imam, dan lain sebagainya termasuk menara. Menara adalah hal yang paling penting, selalu ada. Tidak ada masjid yang tidak ada menara. Dan diibaratkan, menaranya itu UIN Maliki Malang ini, sangat pantas jikalau kelak UIN mwnjadi perguruan tinggi nomer dua duania,” tambah Imam lebih lanjut. (aj/ic)

No comments:

Post a Comment

Bagaimana Isi dalam blog saya menurut anda